Percobaan Asam & Basa Menggunakan Indikator Alami

LAPORAN PERCOBAAN 
UJI ASAM, BASA, dan NETRAL MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI
19 FEBRUARI 2019



Disusun Oleh:
Kelompok 8
AHMAD FAUZI ANWAR
INTAN TAQIYYAH
LIYAN CHANUNA
MEUTYA FAJRI HALMI
MUHAMAD ILYAS Z.F
NADA QOLBIATUL AWALIYAH
NAJIATUL AMELIYA


MAN 2 CIREBON
2019


I. JUDUL
Uji Asam, Basa, Netral menggunakan Indikator Alami.

II. TANGGAL, WAKTU, dan TEMPAT
Tanggal    : 19 Februari 2019
Waktu      : 10.10 – 11.30
Tempat     : Kelas XI MIPA 3

III. TUJUAN
Membuat indikator asam basa dari ekstrak bahan alam.
Mengetahui ekstrak bahan alami yang dapat dijadikan indikator alami.

IV. DASAR TEORI
Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa,atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu,kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapasenyawa organik dan senyawa anorganik.
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
Teori asam-basa:
 Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.
Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.
Indikator asam dan basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator asam-basa alami.

Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.

Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.

V. ALAT dan BAHAN

VI. CARA KERJA dan PENGAMATAN
Siapkan bahan-bahan.
Tumbuk beberapa bahan dengan sedikit air.
Masukkan 3-5 tetes cuka, detergen, dan air kedalam larutan bahan-bahan yang sudah di ekstrakkan.
Amati perubahan yang terjadi.
 Ulangi percobaan dengan menggunakan bahan indikator yang lain.
Data Hasil Percobaan.

VII. DISKUSI dan PEMBAHASAN
Dari uji coba yang kami lakukan ternyata tidak semua bahan yang berasal dari alam dapat dijadikan bahan indikator alami. Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam, basa, dan netral. Indikator alami yang biasa dipakai dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Indikator pertama yang kami gunakan adalah kunyit. Warna awal dari kunyit adalah jingga. Ketika kami tetesi dengan air warnanya tidak berubah sama sekali, tapi setelah kami tetesi cuka warnanya berubah menjadi kuning begitupun  ketika ditetesi detergen warnanya berubah menjadi merah.
Indikator kedua yang kami gunakan adalah bunga pacar air. Warna awal dari bunga pacar air adalah ungu. Ketika kami tetesi dengan air warnanya berubah menjadi hijau, ketika kami tetesi dengan cuka warnanya berubah menjadi merah muda, begitupun ketika ditetesi detergen warnanya berubah menjadi hijau muda.
Indikator ketiga yang kami gunakan adalah kulit manggis. Warna awal dari kulit manggis adalah merah muda. Ketika kami tetesi dengan air warnanya berubah menjadi kuning, ketika kami tetesi dengan cuka warnanya tidak berubah sama sekali, dan ketika kami tetesi dengan detergen warnanya berubah menjadi coklat.
Indikator keempat yang kami gunakan adalah lengkuas. Warna awal dari lengkuas adalah putih. Ketika kami tetesi dengan air warnanya tidak berubah sama sekali, begitupun ketika ditetesi dengan cuka warnanya tidak berubah sama sekali, tapi ketika kami tetesi dengan detergen warnanya berubah menjadi hijau muda.

VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tidak semua tumbuhan dapat kita pakai sebagai indikator alami suatu asam basa. Tapi untuk tumbuhan diatas seperti kunyit, bunga pacar air, dan  kulit manggis merupakan indikator alami asam basa, karena saat ditambah larutan cuka dan detergen terdapat perubahan warna. Sedangkan lengkuas bukan merupakan indikator alami, karena saat ditambah larutan cuka dan detergen tidak mengalami perubahan warna.

IX. DAFTAR PUSTAKA
Satia dikky 2015. Asam, basa, dan skala pH. (online).
(http://enagickangenwaterindonesia.com, diakses pada tanggal 20 Februari 2019)
Meliala arlianto 2010. Penentuan kadar asam, basa, netral. (online).
(http://dasarkimia.blogspot.com, diakses pada tanggal 21 Februari 2019)
Yatmono abdullah 2016. Menentukan asam basa pada indikator alami.(online).
(http://www.pakmono.com, diakses pada tanggal 22 Februari 2019)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kalibrasi Alat Pengukur Volume (Volumetri)

Alkali Tanah

Mewujudkan Sikap Tolong Menolong Antarsesama di Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat