Kalibrasi Alat Pengukur Volume (Volumetri)
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
KALIBRASI ALAT PENGUKUR VOLUME (VOLUMETRI)
OLEH :
NAMA : MUHAMAD ILYAS ZAINUL FURQON
NIM : K1A020033
KELOMPOK : 4
HARI/TANGGAL : RABU/30 SEPTEMBER 2020
SHIFT : A
ASISTEN : SYARIFAH FAUZIYYAH R
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN
KIMIA
LABORATORIUM
KIMIA DASAR
PURWOKERTO
2020
KALIBRASI ALAT PENGUKUR VOLUME (VOLUMETRI)
I.
TUJUAN
1.
Melakukan
teknik kalibrasi alat pengukur volume.
2.
Menentukan
volume sebenarnya labu takar, buret, pipet volumetrik, dan pipet mohr.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap
penentuan kuantitatif. Kebanyakan pekerjaan analitik menyangkut larutan.
Larutan dalam air encer yang umumnya digunakan sebagai pembanding dalam
peneraan gelas volumetri. Dasar umumnya adalah untuk menentukan berat air yang
dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu. Kemudian densitas air
diketahui, maka volume yang betul dapat dihitung
Alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda dan
tentu saja memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin kecil skala alat tersebut
maka akan semakin besar ketelitiannya. Peralatan-peralatan gelas terbagi berdasarkan
fungsinya. Ada yang digunakan untuk menampung zat dan ada yang digunakan untuk
mengukur volume larutan. Peralatan gelas yang sering digunakan sebagai pengukur
volume larutan adalah buret, labu ukur, erlenmeyer, dan beaker glass. Terkadang
di dalam penggunaan alat-alat gelas ini, garis larutan yang terdapat di
dalamnya tidak lurus atau bisa dikatakan melengkung
Garis meniskus adalah sifat yang dimiliki zat cair
berupa penampakan kelengkungan yang terjadi dan ada pada permukaan zat
cair ketika zat berada dalam tabung atau celah yang sempit. Meniskus ini
memiliki dua macam jenis yakni meniskus cekung dan meniskus cembung yang
disebabkan karena adanya gaya adhesi dan kohesi. Meniskus cekung disebabkan
karena gaya adhesi zat cair dan tempatnya lebih besar daripada gaya kohesi
antar molekul zat cair. sedangkan meniskus cembung disebabkan karena gaya
kohesi zat cair lebih besar ketimbang gaya adhesi antara zat cair dan wadahnya
Penentuan gravimetri dari volume (kalibrasi) standar volumetrik,
air yang digunakan sebagai cairan kalibrasi. Volume dihitung dari massa dan
kepadatan air. Dalam berbagai perempat, perumusan Wagenbreth dan Blanke
digunakan untuk menghitung kepadatan air. Formulasi baru dari kepadatan air
(terutama didasarkan pada karya Kell) sebagai fungsi temperatur pada 1990
International Skala suhu disajikan
Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat
pada alat ukur volumetri (labu takar, pipet gondok, ataupun buret)
memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan ketelitian
standar dari alat. Pembacaan skala pada alat ukur volumetri (buret, pipet
gondok, labu takar, labu ukur) harus benar-benar diperhatikan, dalam hal
melihat skala, kedudukan badan, jenis alat maupun jenis larutan, dengan
memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan sifat ketelitian
alat. Kalibrasi dilakukan agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur
standar/alat ukur yang sudah ditera. Pengertian akurasi adalah seberapa dekat
suatu angka hasil pengukuran terhadap angka sebenarnya
III.
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1.Alat
Alat yang digunakan yaitu Neraca analitik (digital), labu takar 50
mL, buret 50 mL, pipet volumetri 10 dan 25 mL, pipet Mohr 10 dan 25 mL,
erlenmeyer 100 mL bertutup yang telah dicuci dan dikeringkan.
3.2.Bahan
Bahan yang dipakai pada percobaan kali ini hanya satu bahan yaitu
Aquadest.
3.3.Prosedur Kerja
a) Kalibrasi Labu Takar
1.
Bersihkan
labu takar dan keringkan (15 menit, 100o C).
2.
Keluarkan
dari oven, diamkan sebentar di luar, masukkan ke dalam eksikator.
3.
Timbang
tempat labu takar, kemudian isi labu takar dengan aquadest sampai tanda batas,
dan ditimbang kembali.
4.
Perhitungkan
volume sebenarnya.
5.
Data
yang diperoleh dimasukkan dalam Tabel .
b) Kalibrasi Buret
1.
Isi
buret dengan aquadest sampai meniscus mencapai 0,00 ataupun daerah berskala.
2.
Timbang
Erlenmeyer kosong yang telah bersih dan kering dengan tutupnya.
3.
Keluarkan
10 mL air dari buret (catat dengan teliti meniscus awal dan akhir cairan),
tampung dalam Erlenmeyer (2), tutup dan kemudian timbang.
4.
Ulangi
seperti tahap ke 3, tetapi dengan jumlah air 0-20, 0-30, 0- 40 dan 0-50 mL.
5.
Perhitungkan
volume yang sebenarnya dari data berdasarkan volume untuk 1 gram air pada
berbagai suhu.
6. Percobaan dilakukan secara duplo atau triplo.
c) Kalibrasi Pipet Volumetrik
1.
Isi
pipet volumetrik dengan aquadest sampai meniscus mencapai 0,00 ataupun daerah
berskala.
2.
Timbang
Erlenmeyer kosong yang telah bersih dan kering dengan tutupnya.
3.
Mengeluarkan
seluruh cairan sekaligus, tampung dalam Erlenmeyer (2), tutup dan kemudian
timbang.
4.
Tahap
ketiga diulangi, dengan jumlah air 0-20, 0-30, 0-40, dan 0-50 mL.
5.
Perhitungkan
volume yang sebenarnya dari data berdasarkan volume untuk 1 gram air pada
berbagai suhu.
6.
Percobaan
dilakukan secara duplo atau triplo.
d) Kalibrasi Pipet Mohr
1.
Isi
pipet mohr dengan aquadest sampai meniscus mencapai 0,00 ataupun daerah
berskala.
2.
Timbang
Erlenmeyer kosong yang telah bersih dan kering dengan tutupnya.
3.
Keluarkan
5 mL air dari buret (catat dengan teliti meniscus awal dan akhir cairan),
tampung dalam Erlenmeyer (2), tutup dan kemudian timbang.
4.
Ulangi
seperti tahap ke 3, tetapi dengan jumlah air 0-10, 0- 15, 0-20 dan 0-25 mL.
5.
Perhitungkan
volume yang sebenarnya dari data berdasarkan volume untuk 1 gram air pada
berbagai suhu.
6.
Percobaan
dilakukan secara duplo atau triplo.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data
Pengamatan
Tabel Hasil
Pengamatan.
Alat
|
Meniskus |
Bobot |
Volume
Sebenarnya |
|||
Awal |
Akhir |
Volume(mL) |
Awal |
Akhir |
||
Labu takar |
|
|
50 |
32,031 |
81,541 |
49,758 |
Buret
|
0 |
10 |
10 |
111,688 |
121,363 |
9,724 |
0 |
20 |
20 |
111,688 |
131,974 |
20,388 |
|
0 |
30 |
30 |
111,688 |
140,977 |
29,436 |
|
0 |
40 |
40 |
111,688 |
151,327 |
39,838 |
|
0 |
50 |
50 |
111,688 |
161,249 |
49,810 |
|
Pipet Mohr
|
0 |
5 |
5 |
103,882 |
108,842 |
4,984 |
0 |
10 |
10 |
103,882 |
113,832 |
10 |
|
0 |
15 |
15 |
103,882 |
118,732 |
14,924 |
|
0 |
20 |
20 |
103,882 |
123,842 |
20,060 |
|
0 |
25 |
25 |
103,882 |
128,772 |
25,015 |
|
Pipet
Volumetri
|
0 |
10 |
10 |
90,089 |
100,45 |
10,413 |
0 |
20 |
20 |
90,089 |
110,12 |
20,132 |
|
0 |
30 |
30 |
90,089 |
120,211 |
30,273 |
|
0 |
40 |
40 |
90,089 |
130,109 |
40,221 |
|
0 |
50 |
50 |
90,089 |
139,939 |
50,1 |
4.2.Data
Perhitungan
1.
Mencari
massa jenis air
Diketahui
volume 1 gram air pada suhu 28oC adalah 1,0046 mL.
2.
Mencari
volume sebenarnya
Ø Labu takar
Berat awal = 32,031
gram
Berat akhir =
81,541 gram
Ø Buret
· 10 mL
Berat awal =
111,688
Berat akhir =
121,363
· 20 mL
Berat awal =
111,688
Berat akhir =
131,974
· 30 mL
Berat awal =
111,688
Berat akhir = 140,977
· 40 mL
Berat awal =
111,688
Berat akhir =
151,327
· 50 mL
Berat awal =
111,688
Berat akhir =
161,249
Ø Pipet mohr
· 5 mL
Berat awal = 103,882
Berat akhir =
108,842
· 10 mL
Berat awal =
103,882
Berat akhir =
113,832
· 15 mL
Berat awal =
103,882
Berat akhir =
118,732
· 20 mL
Berat awal =
103,882
Berat akhir =
123,842
· 25 mL
Berat awal =
103,882
Berat akhir =
128,772
Ø Pipet volumetri
· 10 mL
Berat awal = 90,089
Berat akhir =
100,45
· 20 mL
Berat awal =
90,089
Berat akhir =
110,12
· 30 mL
Berat awal =
90,089
Berat akhir = 120,211
· 40 mL
Berat awal =
90,089
Berat akhir =
130,109
· 50 mL
Berat awal =
90,089
Berat akhir = 139,939
4.3.Pembahasan
Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat
ukur dengan cara membandingkannya dengan standar atau tolak ukur. Kalibrasi
diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan akurat dan
konsisten dengan instrumen lainnya. Hasil pengukuran yang tidak konsisten akan
berpengaruh langsung terhadap kualitas produk
Kalibrasi bertujuan untuk menentukan deviasi atau penyimpangan
kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrumen ukur dan menjamin
hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional ataupun internasional
Garis meniskus adalah sifat yang dimiliki zat cair
berupa penampakan kelengkungan yang terjadi dan ada pada permukaan zat
cair ketika zat berada dalam tabung atau celah yang sempit. Meniskus ini
memiliki dua macam jenis yakni meniskus bawah dan meniskus atas yang disebabkan
karena adanya gaya adhesi dan kohesi. Meniskus bawah disebabkan karena gaya
adhesi zat cair dan tempatnya lebih besar daripada gaya kohesi antar molekul
zat cair. sedangkan meniskus atas disebabkan karena gaya kohesi zat cair lebih
besar ketimbang gaya adhesi antara zat cair dan wadahnya
Percobaan kalibrasi alat pengukur volume yang pertama yaitu
kalibrasi labu takar. Langkah pertama yang dilakukan adalah labu takar
dimasukkan ke dalam oven untuk dibersihkan dan dikeringkan. Selanjutnya dimasukkan
ke dalam eksikator untuk menghilangkan sisa air. Kemudian labu takar kosong
ditimbang, setelah itu diisi aquadest sampai tanda batas, lalu ditimbang
kembali dan dihitung volume sebenarnya. Hasil percobaan tersebut diperoleh
volume 50 mL, bobot awal 32,031 gram, bobot akhir 81,541 gram, massa aquadest
49,51 gram, dan volume sebenarnya 49,758 mL. Percobaan tersebut tidak sesuai
dengan referensi yaitu volume sebenarnya labu takar 49,84 mL maka selisihnya
adalah 0,082 mL
Percobaan kedua yang dilakukan adalah kalibrasi buret dilakukan
dengan lima kali percobaan. Percobaan yang pertama pada kalibrasi buret yaitu
menimbang erlenmeyer kosong yang beratnya adalah 111,688 gram, kemudian
erlenmeyer diisi dengan 10 mL aquadest dari buret dan ditimbang kembali
sehingga bobot akhirnya 121,363 gram dengan massa aquadest 9,675 gram dan
volume sebenarnya 9,724 mL. Percobaan yang kedua pada kalibrasi buret yaitu
menimbang erlenmeyer kosong yang beratnya adalah 111,688 gram, kemudian erlenmeyer
diisi dengan 20 mL aquadest dari buret dan ditimbang kembali sehingga bobot
akhirnya 131,974 gram dengan massa aquadest 20,286 gram dan volume sebenarnya
20,388 mL. Percobaan yang ketiga pada kalibrasi buret yaitu menimbang
erlenmeyer kosong yang beratnya adalah 111,688 gram, kemudian erlenmeyer diisi
dengan 30 mL aquadest dari buret dan ditimbang kembali sehingga bobot akhirnya
140,997 gram dengan massa aquadest 29,289 gram dan volume sebenarnya 29,436 mL.
Percobaan yang keempat pada kalibrasi buret yaitu menimbang erlenmeyer kosong
yang beratnya adalah 111,688 gram, kemudian erlenmeyer diisi dengan 40 mL
aquadest dari buret dan ditimbang kembali sehingga bobot akhirnya 151,327 gram
dengan massa aquadest 39,639 gram dan volume sebenarnya 39,838 mL. Percobaan
yang kelima pada kalibrasi buret yaitu menimbang erlenmeyer kosong yang
beratnya adalah 111,688 gram, kemudian erlenmeyer diisi dengan 50 mL aquadest
dari buret dan ditimbang kembali sehingga bobot akhirnya 161,249 gram dengan
massa aquadest 49,561 gram dan volume sebenarnya 49,110 mL. Hasil Percobaan
tidak sesuai dengan referensi yaitu volume sebenarnya buret untuk 10 mL
seharusnya 9,969 mL maka selisihnya 0,245 mL, volume sebenarnya buret untuk 20
mL seharusnya 19,994 mL maka selisihnya 0,394 mL, volume sebenarnya buret untuk
30 mL seharusnya 29,976 mL maka selisihnya 0,54 mL, volume sebenarnya buret
untuk 40 mL seharusnya 39,939 mL maka selisihnya 0,101 mL, volume sebenarnya
buret untuk 50 mL seharusnya 49,946 mL maka selisihnya 0,836 mL
Percobaan ketiga yang dilakukan adalah kalibrasi pipet mohr
dilakukan dengan lima kali percobaan. Percobaan yang pertama pada kalibrasi
pipet mohr yaitu menimbang erlenmeyer kosong yang beratnya adalah 103,882 gram,
kemudian erlenmeyer diisi dengan 5 mL aquadest dari pipet mohr dan ditimbang
kembali sehingga bobot akhirnya 108,842 gram dengan massa aquadest 4,96 gram
dan volume sebenarnya 4,984 mL. Percobaan yang kedua pada kalibrasi pipet mohr
yaitu menimbang erlenmeyer kosong yang beratnya adalah 103,882 gram, kemudian
erlenmeyer diisi dengan 10 mL aquadest dari pipet mohr dan ditimbang kembali
sehingga bobot akhirnya 113,832 gram dengan massa aquadest 9,95 gram dan volume
sebenarnya 10 mL. Percobaan yang ketiga pada kalibrasi pipet mohr yaitu
menimbang erlenmeyer kosong yang beratnya adalah 103,882 gram, kemudian
erlenmeyer diisi dengan 15 mL aquadest dari pipet mohr dan ditimbang kembali
sehingga bobot akhirnya 118,732 gram dengan massa aquadest 14,85 gram dan
volume sebenarnya 14,924 mL. Percobaan yang keempat pada kalibrasi pipet mohr
yaitu menimbang erlenmeyer kosong yang beratnya adalah 103,882 gram, kemudian
erlenmeyer diisi dengan 20 mL aquadest dari pipet mohr dan ditimbang kembali
sehingga bobot akhirnya 123,842 gram dengan massa aquadest 19,96 gram dan
volume sebenarnya 20,060 mL. Percobaan yang kelima pada kalibrasi pipet mohr
yaitu menimbang erlenmeyer kosong yang beratnya adalah 103,882 gram, kemudian
erlenmeyer diisi dengan 25 mL aquadest dari pipet mohr dan ditimbang kembali
sehingga bobot akhirnya 128,772 gram dengan massa aquadest 24,89 gram dan
volume sebenarnya 25,015 mL. Hasil percobaan tidak sesuai dengan referensi
yaitu volume sebenarnya pipet mohr untuk 5 mL seharusnya 5,184 mL maka
selisihnya 0,2 mL, volume sebenarnya pipet mohr untuk 10 mL seharusnya 9,994 mL
maka selisihnya 0,006 mL, volume sebenarnya pipet mohr untuk 15 mL seharusnya
15,167 mL maka selisihnya 0,243 mL, volume sebenarnya pipet mohr untuk 20 mL seharusnya
19,874 mL maka selisihnya 0,186 mL, volume sebenarnya 25 mL seharusnya 24,894
mL maka selisihnya 0,121 mL
Percobaan keempat yang dilakukan adalah kalibrasi pipet volumetri
dilakukan dengan lima kali percobaan. Percobaan yang pertama pada kalibrasi
pipet volumetri yaitu menimbang erlenmeyer kosong yang beratnya adalah 90,089
gram, kemudian erlenmeyer diisi dengan 10 mL aquadest dari pipet volumetri dan
ditimbang kembali sehingga bobot akhirnya 100,45 gram dengan massa aquadest
10,361 gram dan volume sebenarnya 10,413 mL. Percobaan yang kedua pada
kalibrasi pipet volumetri yaitu menimbang erlenmeyer kosong yang beratnya
adalah 90,089 gram, kemudian erlenmeyer diisi dengan 20 mL aquadest dari pipet
volumetri dan ditimbang kembali sehingga bobot akhirnya 110,12 gram dengan
massa aquadest 20,031 gram dan volume sebenarnya 20,131 mL. Percobaan yang
ketiga pada kalibrasi pipet volumetri yaitu menimbang erlenmeyer kosong yang
beratnya adalah 90,089 gram, kemudian erlenmeyer diisi dengan 30 mL aquadest
dari pipet volumetri dan ditimbang kembali sehingga bobot akhirnya 120,211 gram
dengan massa aquadest 30,122 gram dan volume sebenarnya 30,273 mL. Percobaan
yang keempat pada kalibrasi pipet volumetri yaitu menimbang erlenmeyer kosong
yang beratnya adalah 90,089 gram, kemudian erlenmeyer diisi dengan 40 mL
aquadest dari pipet volumetri dan ditimbang kembali sehingga bobot akhirnya
130,109 gram dengan massa aquadest 40,02 gram dan volume sebenarnya 40,221 mL. Percobaan
yang kelima pada kalibrasi pipet volumetri yaitu menimbang erlenmeyer kosong
yang beratnya adalah 90,089 gram, kemudian erlenmeyer diisi dengan 50 mL
aquadest dari pipet volumetri dan ditimbang kembali sehingga bobot akhirnya
139,939 gram dengan massa aquadest 49,85 gram dan volume sebenarnya 50,1 mL.
Hasil percobaan tidak sesuai dengan referensi yaitu volume sebenarnya pipet
volumetri untuk 10 mL seharusnya 9,95 mL dan untuk volume 20 mL sampai 50 mL
juga tidak sesuai dengan referensi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perbedaan nilai volume
sebenarnya yaitu :
1)
Tidak
sesuai dengan prosedur percobaan.
2)
Kalibrator.
3)
Kesalahan
dalam pengukuran.
4)
Kurang
telitinya dalam pengukuran.
5)
Perbedaan
suhu.
6)
Gaya
tekan udara.
7)
Pemuaian
dari kaca
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan,
perhitungan, dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Teknik
kalibrasi alat pengukur volume yaitu dengan cara menimbang volume aquadest
tertentu yang dikeluarkan dari buret ataupun pipet.
2.
Volume
sebenarnya labu takar yaitu 49,758 mL. Volume sebenarnya buret untuk 10 mL
sampai 50 mL yaitu 9,724 mL; 20,388 mL; 29,436 mL; 39,838 mL; dan 49,110 mL.
Volume sebenarnya pipet mohr untuk 5 mL sampai 25 mL yaitu 4,984 mL; 10 mL;
14,924 mL; 20,060 mL; dan 25,015 mL. Volume sebenarnya pipet volumetri untuk 10
mL sampai 50 mL yaitu 10,413 mL; 20,131 mL; 30,273 mL; 40,221 mL; dan 50,1 mL.
5.2.Saran
Percobaan ini harus dilakukan dengan
hati-hati dan dilakukan dengam mengikuti prosedur standar percobaan yang telah
diakui, karena pada percobaan ini sangat dibutuhkan ketelitian yang tinggi agar
tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Atika, L., Julianty, E., Miroah,
Nurul, A., & Hapsari, A. (2012). Pengukuran (kalibrasi) Volume dan Massa
Jenis Alumunium. Jurnal Fisika dan Aplikasinya.
Jones F.E, G. I. (2014). Density of Water Formulation for
Volumetric Standards Calibration. Journal of Research of The National
Institute of Standard and Technologi.
Koesmadji. (2011). Teknik Laboratorium. Bandung:
FMIPA UPI.
Mukaromah. (2009). Petunjuk Praktikum Dasar Kimia
Analitik. Semarang: IAIN Walisongo.
Skoog, D. (1997). Analitical Chemistry 7th Edition.
USA: Houghton Mifflin Company.
Underwood. (1981). Analisis Kimia Kualitatif.
Jakarta: Erlangga.
Widodo, D., & Lusiana, R. (2010). Kimia Analisis Kuantitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yudihartanti, Y., Abdul, S., & Romi, S. (2011).
Analisis Komprasi Metode Mandani dan Sugeno dalam Penjadwalan Mata Kuliah. Jurnal
Teknologi Informasi.
Komentar
Posting Komentar